Langsung ke konten utama

Sampah Adalah Dampak Nyata dari Sebuah Kegiatan


Sampah adalah bahan ikutan dari  setiap aktifitas manusia. Sebuah barang bisa disebut sampah ketika sudah tidak dipergunakan dan dibuang di sembarang tempat. Sebuah barang bisa dianggap sampah oleh seseorang, tapi belum tentu disebut sampah bagi orang lain.

Beberapa menit sebelumnya benda-benda ini adalah benda berguna. Dibuat dengan biaya, tenaga, pikiran dan waktu. Namun benda yang dibuat selama berhari-hari dan dipakai beberapa jam, sudah berubah "gelar" menjadi Sampah.

Benda yang di elu-elukan saat digunakan, sekian menit kemudian di terlantarkan begitu saj oleh si empunya. 

Begitu singkat usia sebuah benda. Terutama plastik. Dicari-cari, dipakai sesaat lalu dibuang begitu saja.

Itulah Perilaku hidup Hedonis, seperti mendewakan benda tetapi cukup kejam juga kepada benda.


Tulisan ini sekedar mengajak kita semua untuk bijaksana menggunakan benda. Dalam pengelolaan Sampah ada 3 R yang perlu menjadi pertimbangan ketika kita akan memanajemen sebuah benda yang telah kita Gunakan.

1. Reuse (Gunakan Ulang). Bisakah benda yang habis kita pakai ini di gunakan ulang. Sebagai contoh Miniatur yang menggunakan bambu. Digunakan oleh pemiliknya saat acara tertentu saja. Setelah itu dibuang. (Menjadi Sampah).
Ditangan orang lain, Bambu itu diambil untuk digunakan Ulang. Bambu masih bisa digunakan membuat jemuran, pagar, tiang bendera dll. (Menjadi Bukan sampah)

2. Recycle (Daur Ulang). Bahan Plastik yang dianggap sampah, ternyata masih bisa didaur ulang. dengan beberapa tahap pemrosesan, plastik bekas pakai bisa di olah menjadi biji plastik dan kemudian digunakan untuk membuat plastik.

3. Reduce (Mengurangi bahan-bahan Perusak Lingkungan) Sekiranya kita tidak terlalu membutuhkan sebuah benda (ada solusi lain) maka kita harus mengurangi penggunaan benda-benda tersebut. Contoh Kertas, dibuat dengan bahan baku utama kayu. Kayu berasal dari hutan. Setiap lembar kertas adalah sepersekian batang kayu. Penggunaan KErtas yang berlebihan, secara otomatis akan mendorong terjadinya penebangan hutan secara besar-besaran. Apa yang terjadi??












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasar Sukadana Lampung Timur

Limbah Karung Plastik

Limbah Karung Plastik kemasan pupuk, pakan ternak, beras, tepung dan  lain lain, memiliki potensi nilai ekonomi karena bisa didaur ulang. Karung bekas kemasan ini berasal dari rumah tangga, badan usaha, peternakan dan pasar dalam berbagai kondisi memiliki nilai ekonomi sehingga bisa mengurangi aktifitas pembuangan sampah ini ke lingkungan.

Pelajar Peduli Sampah

Aksi Peduli Sampah Oleh Pelajar MTs Muhammadiyah Purbolinggo Lamtim (dok. Ma'ruf Abidin) Tulisan ini adalah cuplikan komentar terhadap postingan Bapak Ma'ruf Abidin (MTs Muhammadiyah Purbolinggo Lampung Timur) pada 27 november 2018. Unggahan tentang kerja bakti siswa - siswi dan guru dalam membersihkan Lapangan Merdeka Kecamatan menarik perhatian saya untuk membuatk komentar. Berikut ini Komentar yang saya tulis. Ternyata tidak mudah mewujudkan slogan "Sampahku Tanggung Jawabku" Faktanya siapa yang buang berbeda dengan Siapa yang secara sukarela membersihkan? Seyogyanya, Siapapun yang awalnya memiliki sampah tersebut tidak membuang seenaknya di tempat umum? Bila perlu masukkan ke Tas dan dibawa pulang. Apresiasi kepada Pak Ma'ruf Abidin dan siswa MTs Muhammdiyah Purbolinggo, yang secara penuh kesadaran mengambil alih tanggung jawab para penghasil sampah. Saat ini mereka mungkin belum mampu memikul "Sampahku Tanggung Jawabku". Tapi siswa MTs