Langsung ke konten utama

Komitmen Warga Wujudkan Adiluhur Bersih Sampah 2018

Minggu 02 April 2017 - (Adiluhur)- Pemerintah Desa Adiluhur menggelar Acara Edukasi Peduli Sampah. Acara yang Bertema Mewujudkan Adiluhur Bersih Sampah inj dilaksanakan di Gedung Balai Desa Adiluhur. Hadir Jajaran pemerintahan Desa Adiluhur, BPD, LPMD, Pengurus Bank Sampah Alam Lestari.

Dalam sambutanya Agus Pujianto SP.  selaku kepala Desa Adiluhur memyampaikan bahwa saat ini telah terbentuk Bank Sampah Alam Lestari. Tujuannya untuk meciptakan kebersihan Desa. Tujuan lainnya adalah untuk pemenuhan kebutuhan Swadaya warga dalam Kegiatan HUT RI, HUT Desa dan kegiatan sosial lainnya.

Agus mengharapakan agar acara edukasi ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat  akan kebersihan lingkungan. Lebih lanjut Agus juga berharap agar nantinya sampah yang tidak memiliki nilai jual bisa dijadikan benda kerajinan untuk memberdayakan  ibu-ibu rumah tangga.
Bank Sampah ini didirikan dengan dasar Peraturan Desa No. 4 Tahun 2017  Tentang Bank Sampah Alam Lestari.

Suharto S.K.M, selaku  Kepala UPTD Puskesmas Adirejo Jabung mengawali edukasi dengan memaparkan 5 Pilar STBM. Pada Pilar ke 4 STBM tentang pengelolaan sampah, Suharto memberi apresiasi terhadap ide dan gagasan kepala desa Adiluhur. Gerakan inj perlu mendapat dukungan semua pihak.
Dalam edukasinya Suharto menyampaikan bahwa Bank Sampah merupakan Program Nasional dan masuk dalam pilar STBM maka perlu dijalankan dengan sebaik baiknya. 


Dalam Edukasi Peduli Sampah (EPS) oleh KPS Lampung, Dadang Suryana  mengajak warga memahami filosofi sampah, filosofi kepedulian sampah dan filosofi pengelolaan sampah secara bersamaan.

Dadang mengajak warga untuk melihat tiga contoh ilustrasi sebutan kepada orang yang mengelola Sampah.
Dengan melakukan Aktifitas di  sampah,  bisa menjadikan seseorang bisa disebut sebagai pemulung, penabung atau donatur.
Dengan tindakan yang berbeda aktifitas pengelolaan sampaj jiga akan memberikan dampak yang berbeda dalam kesehatan lingkungan.
Dadang menekankan bahwa Sampah tidak akan mengandung nilai jika tanpa pengelolaan.
Prinsip dasar 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Materi edukasi berikutnya yang disampaikan oleh  Chaidir Anwar adalah Keuntungan Mengelola Sampah.

Dasarnya Karena Sampah Plastik bisa didaur ulang. Chaidir mengajak warga  untuk  melihat sebenarnya "pencipta" sampah adala manusia. Maka yang harus mencari solusi adalah manusia.
Salah satu penyebab masih terjadinya pembuangan sampah secara sembarangan adalah karena belum adanya pemahaman tentang nilai ekonomi, ekologi, sosial dan pemberdayaan.
Chaidir membeberkan fakta perubahan nilai dari Nilai Nol Rupiah hingga meningkat menjadi Rp. 1.000,- dan akan meningkat   terus nilainya seiring dengan seberapa besar tindakan pengelolaan.

Besar nilai ekonomi sampah sangat tergantung seberapa besar tindakan yang dilakukan.
Dengan mengelola Sampah bisa menghindarkan ancaman dampak buruk sampah bagi kehidupan manusia. Pada wilayah ini dibutuhkan pemahan tentang manfaat pengelolaan sampah Bagi kesehatan, keindahan lingkungan
Sedangjan dari sisi Nilai Sosial,
Pengelolaan sampah membawa dampak sosial bagi ssluruh lapisan masyarakat.
Pada sesi terakhir edukasi, Suyatno SP. memaparkan bagaimana mengelola sampah melibatkan partisipasi masyrakat.

Setelah membentuk Bank Sampah Alam Lestari, berikutnya adalah menentukan mekanisme dan cara pengelolaan.  Mulai dari aktifitas peggumpulan (bisa dengan cara diaetor atau diambil dari tiap rumah tangga). Mekanismenya bisa dimjkai tingkat RT atau dusun.
Dalam menjalankan organisasi pengelolaan sampah, perlu disepakati tujuan dasar penggunaan hasil pengelolaan Sampah.Organisasi perlu melakukan sosialisasi pengelolaan Sampah dari dalam rumah tangga, sekolah, kantor instansi, badan usaha dan lain lain.

Bank Sampah perlu menjalin kerjasama kemitraan baik dalam bidang keorganisasian atau dalam bidang teknis  pengelolaan dengan pihak lain. Intansi pemerintah juga harus turun melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap perjalanan Bank Sampah.
Suyatno berkomitmen bahwa KPS Lampung terbuka dengan semua pihak untuk melakukan kerjasama, mulai dari keorganisasian, teknis pengelolaan hingga pemasaran.

KPS Lampung bekomitmen untuk Mendorong tumbuh dan berkembangnya Bank Sampah di Lampung Timur, terutama dalam hal pengembangan usaha Bank Sampah.
KPS Lampung siap menjembatani pemasaran plastik dengan pihak industri penyair ulang plastik dengan tujuan utama adalah Bank Sampah bisa mendapat hasil maksimal.

KPS Lampung akan meneruskan harapan usulan pengelola Bank Sampah kepada pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk medapat hak pembinaan dan evaluasi.

Mengakhiri sesi edukasi Yatno mengajak elemen Desa Adiluhur dan pihak pihak  yang terkait untuk menuangkan komitmen mewujudkan Adiluhur Bersih Sampah dengan menandatangani Lembar Komitmen.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasar Sukadana Lampung Timur

Limbah Karung Plastik

Limbah Karung Plastik kemasan pupuk, pakan ternak, beras, tepung dan  lain lain, memiliki potensi nilai ekonomi karena bisa didaur ulang. Karung bekas kemasan ini berasal dari rumah tangga, badan usaha, peternakan dan pasar dalam berbagai kondisi memiliki nilai ekonomi sehingga bisa mengurangi aktifitas pembuangan sampah ini ke lingkungan.

Donasi Sampah Untuk 1000 Seragam Sekolah

Terbuka Kesempatan Menjadi Relawan "Gerakan Sosial Donasi Sampah Untuk 1000 Steel Seragam Sekolah" Tahap 1 Mari Berbuat Baik Dengan Sampah...Hanya Dengan Sampah.. Buktikan Bahwa Sampah Anda bisa bermanfaat Bagi Sesama. Relawan Gerakan Sosial ini terbuka bagi perorangan, organisasi/komunitas/Club/Kelompok. Gerakan Sosial ini Hanya Menerima Sampah Anorganik,  TIDAK MELAYANI SUMBANGAN Berupa Baju Seragam Sekolah dan atau Dana Yang Bertujuan Untuk Membuat Baju Seragam Sekolah. Gerakan Soaial ini dibentuk sebagai upaya meluaskan Gerakan Warga Peduli Sampah (WPS), Sekolah Peduli Sampah (SPS) Perkantoroan Peduli Sampah (PkPS)  Pasar Peduli Sampah (PPS). Perolehan Donasi Sampah akan dikelola oleh KPS Lampung  dan Mitra Kerja, dihitung secara Transparan dengan menganut asas pemberdayaan Warga Desa. Hasil penjualan Sampah akan digunakan untuk membuat 1.000 stel seragam sekolah, melibatkan 53 penjahit yang merupakan Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tata Busana. Baju Seraga