Sampah bagi Yatik Priyani bukanlah benda yang menjijikan. Sampah sudah menjadi teman akrab Yatik (begitu ia biasa dipanggil) sehari hari.
Perempuan kelahiran 13 Maret 1979 ini memulai mengenal sampah saat dilibatkan dalam Kegiatan Aksi Peduli Sampah yang dilaksanakan Komunitas Peduli Sampah (KPS) Lampung pada Agustus 2014.
Sejak saat itulah ibunda dari Asri Sarita Ramadhanti dan Muhammad Aqhsanul Zaqis ini kemudian menyatakan diri untuk menjadi Kader Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Desa Tanjung Kesuma. Istilah UPS di perkenalkan oleh KPS Lampung sebagai padanan dari istilah Bank Sampah.
Tanggung jawab istri dari Sarino sebagai kader UPS adalah mencari nasabah penabung sampah di wilayah Desa Tegal Ombo Kecamatan Way Bungur Lampung Timur. Tidak hanya itu setelah mendapatkan nasabah penabung sampah, Yatik juga menjadi penanggung jawab pengumpulan, penimbangan dan pencatatan sampah untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebagai ibu rumah tangga, Yatik tak ingin waktunya sia-sia, saat itu ia juga belajar mengenal dan memilah berbagai jenis sampah rumah tangga. Keterampilan inilah yang kemudian ia tularkan kepada anggota keluarganya.
Mengelola sampah yang dilakukan perempuan yang tinggal di Jl. Lintas Pantai Tinur Sumatera Desa Tanjung KesumaPurbolinggo Lampung Timur ini masih tetap ditekuni hingga sekarang.
Puluhan rumah tangga dan tempat usaha yang menjadi nasabah tabungan sampah dibawah tanggung jawabnya.
Untuk mempercepat proses pemilahan plastik, sampah yang berasal dari rumah tangga ia tampung sementara di belakang rumahnya untuk di pisahkan berdasarkan jenis plastik lembar dan plastik kerasan.
Selanjutnya Yatik memilah plastik jenis lembar berdasarkan jenis. Bagi Yatik mengenali jenis plastik lembaran sudah dilakukan dengan perasaan.
Hanhya dengan menyentuh plastik Yatik sudah bisa mengenali jenis plastik.
Yatik melakukan kegiatan bukan semata mata mengharapkan hasil nominal yang besar. Namun ia bangga ketika melihat kepedulian warga terhadap sampah. Oleh karena itu ia merasa menyayangkan sikap warga yang masih enggan ketika diajak untuk Peduli sampah rumah tangga dengan cara di tabung, tetapi justru memilih membakar sampah.
Yatik tak pernah merasa putus asa bergelut dengan sampah. Baginya memanfaatkan waktu dan kesempatan hidup untuk berbuat bagi lingkungan adalah bagian dari perjalanan hidupnya.
Komentar
Posting Komentar