Langsung ke konten utama

Gerakan Satu Desa Satu Bank Sampah Lampung

Gerakan Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSBS) di Provinsi Lampung adalah sebuah inisiatif Gerakan Edukasi dan Aksi Peduli Sampah.  GSDSBS satu cara untuk membuktikan bahwa Solusi dan Penanganan Sampah Secara Nasional bisa mulai terjawab jika setiap desa memiliki Unit Pengelolaan Sampah Desa (UPSD) .

Sampai detik ini, dibanyak tempat,  sampah selalu saja dianggap persoalan. Tidak sedikit upaya yang telah dilakukan baik dalam tataran dialog, diskusi, seminar,  pencanangan dan lain sebagaianya. Namun ketika sudah memasuki ranah aksi,  hanya tersisa beberapa gelintir pihak yang benar benar mau peduli dan melakukan aksi.

KPS Lampung menginisiasi gerakan ini dan menggugah lagi berbagai pihak baik pemerintah, akademisi, pemerhati, praktisi,  komunitas,  organisasi dan lembaga desa yang bersedia menjadi bukti Kepedulian Sampah.

Konsep Gerakan Umum:
a.  Edukasi dan Aksi untuk menumbuhkan kepedulian Sampah di berbagai lapisan masyarakat.
b.  Bekerja secara Sukarela
c. Membangun Jejaring Peduli Sampah Antar Desa

Info dan dukungan
Hubungi:
HP/WA 081272274677
email: kpslampung@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasar Sukadana Lampung Timur

Limbah Karung Plastik

Limbah Karung Plastik kemasan pupuk, pakan ternak, beras, tepung dan  lain lain, memiliki potensi nilai ekonomi karena bisa didaur ulang. Karung bekas kemasan ini berasal dari rumah tangga, badan usaha, peternakan dan pasar dalam berbagai kondisi memiliki nilai ekonomi sehingga bisa mengurangi aktifitas pembuangan sampah ini ke lingkungan.

Pelajar Peduli Sampah

Aksi Peduli Sampah Oleh Pelajar MTs Muhammadiyah Purbolinggo Lamtim (dok. Ma'ruf Abidin) Tulisan ini adalah cuplikan komentar terhadap postingan Bapak Ma'ruf Abidin (MTs Muhammadiyah Purbolinggo Lampung Timur) pada 27 november 2018. Unggahan tentang kerja bakti siswa - siswi dan guru dalam membersihkan Lapangan Merdeka Kecamatan menarik perhatian saya untuk membuatk komentar. Berikut ini Komentar yang saya tulis. Ternyata tidak mudah mewujudkan slogan "Sampahku Tanggung Jawabku" Faktanya siapa yang buang berbeda dengan Siapa yang secara sukarela membersihkan? Seyogyanya, Siapapun yang awalnya memiliki sampah tersebut tidak membuang seenaknya di tempat umum? Bila perlu masukkan ke Tas dan dibawa pulang. Apresiasi kepada Pak Ma'ruf Abidin dan siswa MTs Muhammdiyah Purbolinggo, yang secara penuh kesadaran mengambil alih tanggung jawab para penghasil sampah. Saat ini mereka mungkin belum mampu memikul "Sampahku Tanggung Jawabku". Tapi siswa MTs